RIWAYAT LORD BADEN
POWELL
|
Berbicara menganai
Gerakan Pramuka, maka tidak terlepas dari pendiri gerakan kepanduan dunia
yaitu Lord Baden Powell, beliau dilahirkan di London Inggris pada
tanggal 22 Pebruari 1857, nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth
Baden-Powell. Ayah dari Baden powell adalah prof Domine
Baden-Powell seorang guru besar geometri di Universitas Oxford Inggirs.
Sedangkan Ibunya bernama Henrietta Grace Smyth, seorang puteri dari
admiral kerajaan Inggris yang terkenal yaitu William T. Smyth.
|
Dimasa mudanya ia adalah anak yang cerdas,
kreatif, berbudi luhur. Pada usia 3 tahun Baden powell telah menjadi anak
yatim. Saat sekolah karena kecerdasannya ia mendapat beasiswa daari sekolah. Ia
juga aktif mengikuti kegiatan teater, melukis, menmbak, marching band, serta
olahraga.
Baden Powell akhirnya
bergabung dengan dinas kemeliteran, kemudian setelah lulus dari akademi meliter
Baden Powell ditempatkan di India dengan pangkan pembantu letnan. Pengalaman
inilah yang nantinya akan banyak mempengaruhi
perkembangan berdirinya gerakan kepanduan di Inggris. Akhirnya Baden Powell
bertugas di Mafeking sebuah kota di perdalaman Afrika Selatan. Kota inilah yang
membuat nama Baden Powell terkenal dan dianggap pahlawan bagi bangsanya karena
jasa-jasanya memimpin pertahanan di kota Mafefing terhadap pengepungan bangsa
Boer selama 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 s.d 18 Mei 1900), karena
jasanya ia diangkat menjadi Mayor Jendral.
Di kot ini Baden Powell sempat dijuluki oleh suku-ssuku primitif sperti
suku zulu, Ashanti atau Metabele sebagai IMPEESA yang artinya srigala yang
tidak pernah tidur, hal ini disebabkan karena kewaspadan, kecekatan, dan
kebaranian Baden Powell.
Pada tahun 1908 Baden
Powell menulis buku Scouting for boys, sebuah karya yang spektakuler. Buku
inilah yang mengakibatkan perkembangan
Pramuka menjadi besar. Buku ini menyebar ke seluruh dataran Eropa.
Setelah berkeliling dunia
termasuk Jakarta pada tanggal 3 Desember
1934, sepulangnya meninjau Jambore di Australia Baden Powell beserta istrinya
Lady Baden Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris dan
akhirnya beliau meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1941
6 03 2008
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan
nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di
Indonesia.
B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke
berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh
orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh
orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders
Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang
bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan
nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO
(Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ
(Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery),
HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery
maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun
1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda
Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun
1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi
BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh
Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada
tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi
kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu
Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri
Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur
menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah.
Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar
menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan
tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan
perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh
Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai
satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama
sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
C. Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas
ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan
kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat
berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan
di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira
80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun
1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan
kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan
Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional
mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian
diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi
problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan
Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang
partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi.
Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama
untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi
terkait.
6 03 2008
(1)
Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dengan
anggota muda dan anggota dewasa muda menggunakan sistem among.
(2)
Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka
jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran
akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
(3) Sistem
among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan sebagai berikut:
a. Ing ngarso
sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
b. Ing madyo
mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;
c. Tut wuri
handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke
arah kemandirian.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa
wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan:
a. Cinta kasih,
kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa
kesetiakawanan sosial.
b.
Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia,
negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggung-jawab kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
(5)
Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa muda merupakan
hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan
anggota muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar perhatian terhadap
pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.
(6) Anggota Dewasa berusaha secara bertahap
menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada anggota dewasa muda,
sedangkan anggota dewasa secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan
pengaruh yang baik.
|
Baris Berbaris
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. I )
Peraturan Baris Berbaris
yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris
tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan
Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa itu Baris Baerbaris ?
- Baris Berbaris
<!-- Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan
fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
<!--
Maksud dan tujuan
1) Guna
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung
jawab.
2) Yang
dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya
rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
4)
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5)
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
- Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan
oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba
yaitu :
1). Aba-aba petunjuk
2). Aba-aba peringatan
3). Aba-aba
pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk
dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b)
Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2.
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)
Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b)
Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3.
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a)
<!--[endif]-->GERAK
b)
<!--[endif]-->JALAN
c)
<!--[endif]-->MULAI
a.
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan
tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan
ditempat -GERAK
-siap
-GERAK
-hadap
kanan
-GERAK
-lencang
kanan -GERAK
b.
JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan
tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri
- JALAN
-dua
langkah ke depan -JALAN
-satu
langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju
- JALAN
-haluan
kanan/kiri
- JALAN
-hadap kanan/kiri
maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang
istilah: “maju”
· Pada dasarnya
digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
· Pasukan yang
sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
· Balik kana
maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak
dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang
aba-aba : “henti”
Pada
dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang
sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus
diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai
pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa
aba-aba berhenti.
c.
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh:
-hitung
-MULAI
-tiga
bersaf kumpul -MULAI
4.
Cara memberi aba-aba
a) Waktu
memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.
b) Apabila
aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat
pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh:
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya
:
· Pada
waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
· Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c)
Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
·
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2
(dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d)
Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba
petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba
pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara
aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h) Bila
pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh:
Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Peraturan Baris Berbaris
yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris
tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan
Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
- Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap
sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada
aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua
telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di
atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik
sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu
jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup,
gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada
aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak
sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke
dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan
di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan
kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua
tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan
dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk
memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan
dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa
mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b)
Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c)
Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c.
Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba
: Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan
ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada
aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping,
jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di
sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini
kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing
2)
Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
3) Penjuru
saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri
ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan
kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4)
Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5)
Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan
sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu
memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan
pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a)
Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri,
hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di
samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan
barisan dilihat dari tumit.
d.
Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba
: Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti
pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya,
pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari
lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba
tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan
dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang
depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba
: Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru
tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2)
Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan
serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar
tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f. Cara
berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1)
Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf
terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada
aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya
sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan
nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika
berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5)
Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6)
Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
- Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a)
Hadap kanan/kiri
Aba-aba
: Hadap kanan/kiri – GERAK
1)
Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri
berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit
kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki
kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b)
Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba
: Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki
kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah
arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki
kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik
kanan
Aba-aba
: Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya
:
1) Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan)
di depan kaki kanan.
2) Tumit
kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki
kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
· Dalam
keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap
sempurna
· Dalam
keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak
dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara
berkumpul
Aba-aba
: 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya
:
1) Pelatih
menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi
perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang
yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang
yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah
aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari
dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu
lencang kanan.
4) Pada
waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan
isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang
lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara
latihan memberi hormat
Aba-aba
: Hormat - GERAK
Pelaksanaannya
(dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada
aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis
kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak
tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai
pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2)
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika
tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4)
Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke
sikap sempurna.
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
Bag.
III
Peraturan Baris Berbaris
yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris
tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan
Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a) Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian
aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan
dalam hati, lalu bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba:
Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan
dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha
rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah
biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan
(tidak melenggang)
Dari
jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba
: Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada
aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c) Membuka/menutup
barisan.
Aba-aba
: Buka barisan – JALAN
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan
dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan
:
Membuka
barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup
barisan
Aba-aba
:tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan
berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
|
Macam langkah
|
Panjangnya
|
Tempo
|
1.
|
Langkah biasa
|
65cm
|
120 tiap menit
|
2.
|
Langkah tegap
|
65cm
|
120 tiap menit
|
3.
|
Langkah perlahan
|
40cm
|
30 tiap menit
|
4.
|
Langkah kesamping
|
40cm
|
70 tiap menit
|
5.
|
Langkah ke belakang
|
40cm
|
70 tiap menit
|
6.
|
Langkah ke depan
|
60cm
|
70 tiap menit
|
7.
|
Langkah di waktu lari
|
80cm
|
165 tiap menit
|
A. MAJU – JALAN
Dari
sikap sempurna
Aba-aba
: Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke
tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.
2) Langkah
pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri
30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan
ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh
anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang
keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada
waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH
BIASA
1)
Pada
waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh
diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara
melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan
di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan
45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa,
punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH
TEGAP
1) Dari
sikap sempurna
Aba-aba
: Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya
:
Mulai
berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki
dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki
rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama
dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di
samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari
tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba
: Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah
selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3) Kembali ke langkah
biasa
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan
:
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH
PERLAHAN
1) Untuk
bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a)
Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b) Pada
aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di
tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di
sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan
kaki kiri.
c)
Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan
:
· Dalam
keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai
berjalan dengan langkah perlahan.
· Tapak
kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata
untuk lebih khidmat.
2) Berhenti dalam langkah
perlahan
Aba-aba
: Henti – GERAK
Pelaksanaannya
:
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba
: ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang
40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan
tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba
: ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut
jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap
badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
G. LANGKAH
KE DEPAN
Aba-aba
: …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah
langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan
dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
H. LANGKAH
DI WAKTU LARI
1) Dari
sikap sempurna
Aba-aba
: Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab
peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang
sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke
belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai
lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut
panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak
kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan
secara tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba
: Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba
peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah,
selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah
biasa
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga
langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri
dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan
:
Untuk
berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah
ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan
diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I. LANGKAH
MERDEKA
1) Dari
langkah biasa
Aba-aba
: Langkah merdeka – JALAN
Anggota
berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan
langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat
sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi,
menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan
jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan
barisan.
2) Kembai
ke langkah biasa
Untuk
melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan.
3) Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Seperti
tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba
: Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya
:
Gerakan
dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah
ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk
selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan
ini dilakukan dalam satu hitungan.
Sumber/ Referensi :
1.
Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
- Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD
M o r s e
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang
menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara
tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk
dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain :
1.
Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2.
Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3.
Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4.
Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah
disepakati bersama.
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd
Tehnik Mencari Air
|
|
|
|
MENCARI AIR
Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang sedang melakukan
kegiatan pengembaraan, jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau
bahkan habis, maka ia harus menjaga agar tubuh tidak mengeluarkan cairan yang
berlebihan.
Caranya adalah sbb :
1) Bernafas melalui hidung secara
teratur.
2) Mengurangi berbicara.
3) Mengurangi gerak yang berlebihan
4) Banyak istirahat
5) Tidak merokok dan minum minuman
berakohol
6) Berteduh di tempat yang rindang
7) Tidak makan makanan kering ataupun
berlendir
Air yang langsung dapat diminum :
1) Tampungan air hujan.
2) Air dari dalam tanaman.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu
:
1) Air yang tergenang
2) Air dari sungai
3) Air dari menggali tanah atau pasir
Beberapa cara untuk mendapatkan air :
1. Dari tanaman atau pohon seperti pisang, rotan, bambu
muda, kantung semar, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus,
kelapa.
2. Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan
saputangan bersih.
Caranya, resapkan pada
tumbuhan yang berembun lalu peras ke dalam tempat minum.
3. Tanah batu
§ Tanah
kapur lebih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga
terbentuk saluran air.
§ Sepanjang
dinding lembah yang memotong lapisan berpori.
§ Pada
daerah berbatu granit. Carilah bukit
berumput hijau, kemudian galilah.
4. Tanah gembur, di tanah gembur air mudah di dapat. Carilah
daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah.
5. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air.
Kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan
suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang
merupakan hasil proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana,
yaitu plastic dan tali pengikat.
Cara Penyulingan :
|
|
|
|
||||||
|
||||||
|
||||||
Menaksir
lebar
|
Menaksir Lebar
Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1. Melempar Tali
Cara ini bisa dikatakan
mudah apabila sungai atau lebar yang diukur tidak terlalu lebar sehingga
mudah untuk melemparkan tali ke seberang. Kemudian tali yang ditandai untuk
mengukur tersebut diukur panjangnya.
2. Cara Segitiga
Cara
ini digambarkan sebagai berikut :
Rumus :
Jika A = B maka
C = D
dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari panjang D
atau cara segitiga berikut :
|
|
|||||
Semaphore
|
Semaphore adalah suatu cara untuk
mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana
masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang
sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada
dekat tangkainya.
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno,
M.Pd
|
|||||
|
|||||
Peta
Pita
|
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan
keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1.
Pensil Teknik 2B
2.
Penggaris panjang
3.
Kertas pita peta
4.
Kompas bidik
5.
Meja kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan peta pita :
1.
Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan
perjalanan dengan kertas yang ada.
2.
Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan
perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan,
yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting
atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan
diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3.
Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan
berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu
bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar
keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan
contoh berikut
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno,
M.Pd
|
|||||
|
|||||
Arti Kiasan Tanda Jabatan Anggota Muda
|
Tanda Pimpinan Satuan Terkecil
Tanda Pimpinan
Satuan Terkecil (Barung, Regu, Sangga dan Satuan Terkecil Pandega, serta
Krida) berbentuk janur, yang diambil dari kebiasaan bangsa Indonesia memberi
tanda kepada petugas dengan daun kelapa (janur). Jadi janur mempunyai
arti kiasan pengemban suatu tugas.
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana berbentuk roda gigi dengan 10 buah
giginya, serta bintang bersudut lima, memberi arti kiasan bahwa Pengurus
Dewan Ambalan/Racana bertugas menggerakkan para Pramuka Penegak/Pandega,
putera dan puteri (tunas kelapa yang berpasangan), untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.
Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan
Pandega
Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega berbentuk roda kemudi
dengan 10 buah pegangannya, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Kerja
Penegak dan Pandega bertugas mengemudikan roda organisasi Pramuka Penegak dan
Pandega, putera dan puteri (dua buah tunas kelapa berpasangan) agar dapat
mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.
Tanda Pengurus DewanSaka
Tanda Pengurus Dewan Saka berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya,
serta lambang ciri khas Saka yang bersangkutan, memberi arti kiasan bahwa
Pengurus Dewan Saka bertugas menggerakkan para Pramuka agar giat melaksanakan
kegiatan Sakanya, sesuai dengan tugas pokok Saka yang bersangkutan, guna
mencapai tujuan Gerakan Pramuka, dengan pengamalan Dasadarma dan Pancasila.
|
|||||
|
|||||
Bagan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
|
Guna lebih memahami Tanda Pengenal di
Lingkungan Gerakan Pramuka, maka disusun bagan yang menjelaskan aneka tanda
pengenal, seperti dibawah ini :
Jenis
Krida di Satuan Karya (SAKA)
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
POSTER AJAKAN PRESIDEN RI TENTANG REVITALISASI
GERAKAN PRAMUKA
Adat Ambalan-Racana
|
Adat ambalan adalah
adat kebiasaan yang ditentukan dan ditaati oleh para Pramuka Penegak dan
Pandega di Suatu Ambalan/ Racana.
Adat memiliki tujuan
yakni agar dengan adanya adat kebiasaan tersebut, para Pramuka Penegak dan
Pandega dapat membiasakan diri menepati segala peraturan yang berlaku di
tempat mereka.
MEMAHAMI ADAT AMBALAN/
RACANA.
1. Proses pembuatan
adat ambalan/ racana dilakukan seperti pembuatan sandi ambalan/ racana yaitu
melalui musyawarah ambalan.
2. Adat ambalan/ racana
sebaiknya tidak usah tertulis, tetapi benar-benar dihayati dan dipatuhi oleh
setiap anggotanya. Jika seseorang merasa telah melanggar adat yang berlaku
bersedia menerima sangsi.
3. Adat Ambalan /
Racana harus mampu mendorong para anggotanya untuk bertindak disiplin., patuh
dan mengarah kepada kehidupan bermasyarakat yang baik dan maju.
4. Di dalam adat
Ambalan/ Racana harus terdapat ketentuan :
Wajib mengikuti
renungan jiwa sebelum dilantik sebagai Penegak Bantara.
Variasi dalam
melaksanakan pelantikan, dapat menimbulkan kesan menyenangkan yang sukar
dilupakan bagi yang dilantik, seperti misalnya : sebelum dilantik harus
mencuci wajahnya, lalu membersihkan dengan handuk putih, lalu menghormat
kepada bendera sebelum memasuki ruangan, sujud kepada orang tuannya sebelum
dilantik dll.
Pada upacara kenaikan
tingkat, dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana ada pemberian pusaka sesuai
dengan adat setempat, antara lain seperti : bamboo runcing beserta bendera
merah putihnya, Panah beserta busurnya, keris dll. Pengadaan dan pemberian
pusaka ini harus disertai maknanya.
Adat ambalan/ racana
merupakan adat kebiasaan di lingkungan ambalan/ racana yang merupakan tingkah
perilaku yang unik dan positif, contoh :
- Bagi yang terlambat
datang harus menyalami seluruh anggota yang telah hadir terlebih dahulu,
- Saling memberikan
salam saat bertemu dimana saja.
- Pada saat pembacaan
sandi ambalan dalam upacara pembukaan/ penutupan latihan mengambil sikap/
gerakan tertentu.
§ Pada hakekatnya Adat ambalan/ racana merupakan gambaran watak dan ciri
khas kehidupan di lingkungan ambalan/ racana. ( bersambung )
|
|||
Sandi Ambalan-Racana
|
Sandi Ambalan/ Racana
Pengertian.
Sandi Ambalan yaitu
karangan atau ungkapan bebas berisi kode kehormatan dan gambaran pernyataan
kata hati para pramuka penegak atau pandega di ambalan/ racana.
Cipta, rasa, karsa dan
cita-cita terasa bermakna bagi para anggotanya, maka dengan adanya sandi
ambalan/ racana dapat menunjukan sikap positif dan kreatif dalam kehidupan
sehari – hari bagi ambalan/ racana tersebut.
Menciptakan sandi :
1. Sandi ambalan/
racana diciptakan oleh penegak/ pandega dan diterima oleh seluruh anggotanya.
2. Penetapan sandi
ambalan/ racana dilakukan dalam musyawarah ambalan/ racana.
3. Sandi ambalan/
racana yang telah ditetapkan menjadi milik ambalan/ racana dan ditentukan
masa berlakunya.
4. Sandi ambalan/
racana dibaca di depan anggota pada saat diperlukan, antara lain dalam
rangkaian upacara pembukaan dan penutupan latihan. Demikian pula sesuai adat
istiadat yang telah ditetapkan.
Tulisan Sandi ambalan
dapat ditulis dalam selembar kertas saja atau kain yang digulung, dan lainnya
sesuai kreatifitas ambalan/ racana tersebut.
Berikut contoh Sandi Ambalan/ Racana :
SANDI
AMBALAN/ RACANA
KEHORMATAN
ITU SUCI
JAGA
DIRI KARENA HARGA DIRI
BERBUDI
LUHUR MENOLONG SESAMA
TAK
KURANG AMAL KARENA KESUKARAN
SABDA
PANDITA RATU
SATU
KATA DALAM KEBENARAN
BERKETAPAN
HATI SETIAP LANGKAH
PANTANG
MENJILAT DAN MENYERAH
WIRA
ADHI TARUNA
KSATRIA
YANG SOPAN DAN PERWIRA
TAK
KENAL STRATA DAN KASTA
MEMAPAH
BAGI DUKA TANPA PAMRIH
BERSIAP
UNTUK HIDUP DAN MATI DENGAN BAHAGIA
ITULAH
KEHENDAK
DAN
CITA CITA AMBALAN/ RACANA KITA
SEMOGA
TUHAN MERACHMATINYA.
Dengan demikian
sandi ambalan/ racana merupakan gambaran watak dan pedoman kehidupan
sehari-hari sebagai pegangan kehidupan di lingkungan di ambalan/ racana
tersebut.
|
Panduan Ber JOTI lewat mIRC
|
Panduan ber-JOTI untuk
pemula (khusus pengguna mIRC) versi 1.0
First thing first:
Untuk mengikuti JOTI,
anda harus mendaftar di http://www.jotajoti.org untuk mendapatkan
nickname
khusus.
Cara mendaftar lihat
Panduan Mendaftar JOTI.doc
1. Periksa apakah di
komputer anda sudah terinstall program chat seperti mIRC atau sejenisnya.
program mIRC biasanya
ditemui di: Start Menu => Programs => mIRC => klik mIRC
kalau belum ada,
donload program mIRC disini:
http://download.serveraddress.com/mirc/mirc63.exe
lalu install
programnya.
2. jalankan program
mIRC, jika anda melihat jendela “about mIRC”, tekan Continue.
3. muncul jendela
“Options” (bila tidak muncul, klik tombol di toolbar)
4. isi full name dengan
nama lengkap anda, nickname dan alternative dengan nama yang akan
anda tampilkan ketika
chatting (ini harus sesuai dengan nickname yang telah didaftarkan pada
situs jotajoti.org).
Isi email address dengan huruf ‘-’ (dash)
5. klik Category ‘Servers’ (dibawah
‘Connect’) kemudian tekan tombol “Add” untuk mengisi
informasi server yang
akan digunakan untuk anda ber-chatting ria
6. isi persis dengan
gambar berikut:
lalu tekan tombol “Add”
7. anda akan kembali ke jendela mIRC Options
Category Servers (lihat no 5). Tekan tombol
“Connect To Server”
8. secara otomatis mIRC
akan melakukan koneksi ke chat.scoutlink.net.
setelah terkoneksi,
akan muncul jendela berikut:
tekan tombol “Esc”
(keyboard, tombol pojok kiri atas)
bila jendela tersebut
tidak muncul, periksa apakah tombol Connect bergambar . bila iya,
klik tombol tersebut.
9. Pesan berikut akan
muncul pada jendela Status bila anda telah berhasil memasuki server
ScoutLink
10. pada jendela
Status, ketik /nickserv register [password anda untuk login di
jotajoti.org/community], lalu tekan tombol
Enter
11. masih pada jendela
Status, ketik /list, lalu tekan tombol Enter. Setelah muncul jendela List,
double klik #indonesian, atau #indonesian01
12. Selamat! Anda telah memasuki channel
JOTI untuk komunitas JOTI Indonesia. SELAMAT BERJOTI
Perlu bantuan seputar JOTI?
Kirim email kesini: This email address is being protected from spam
bots, you need Javascript enabled to view it
|
Panduan
Registrasi JOTI
|
1. klik link berikut: http://www.joti.org/
2. klik indonesian
3. setelah muncul halaman selamat datang,
klik link ‘JOTA-JOTI-Registration System’
kalau ingin jalur cepat, klik link berikut: http://www.jotajoti.org/community/
4. setelah muncul halaman berikut:
5. masukkan username dan password bila sudah memiliki account di
jotajoti.org. Kalau belum,
klik ‘Create New
Account’
6. masukkan informasi
sesuai permintaan. Apabila informasi sudah sesuai, anda akan
mendapat
kiriman email dari jotajoti.org yang berisi kode aktivasi account.
7. buka email tersebut, copy kode
aktivasinya, gunakan untuk login di
http://www.jotajoti.org/community/
(lihat
no 4)
gunakan username dan
password yang anda masukkan (no 6) sebagai nickname chat di ScoutLink.
Jika anda perlu bantuan seputar JOTI?
Kirim email kesini: This email address is
being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it
|
Tugas Petugas Upacara ( Bag.I )
Dalam Upacara kita
mengenal dan harus memahami perangkat apa saja yang dibutuhkan sesuai dengan
kepentingan dan tujuan acara Upacara tersebut. Antara lain terdiri atas :
1. Perangkat Upacara Bendera
a.
Pembina Upacara, Pengatur Upacara
b.
Pemimpin Upacara
c.
Pemandu Acara
d.
Pembaca Doa
e.
Pembaca Naskah Pembukaan UUD 1945
f.
Pembaca Naskah Janji Siswa
g.
Pemimpin Lagu (dirigen)
h.
Pendamping Pembina Upacara
i.
Pengibar bendera (3 orang)
j.
Pemimpin Kelompok Paduan Suara
k. Pemimpin Kelompok Peserta Upacara
l. Kelompok Paduan Suara
m. Kelompok-kelompok Peserta Upacara
2. Perlengkapan Upacara Bendera
- Tiang Bendera lengkap dengan talinya
- Bendera Merah Putih
- Naskah Pembukaan UUD 1945
- Naskah Pancasila
- Naskah Susunan Acara
- Pengeras Suara
- Tanda-tanda Penjuru untuk barisan
- Tugas Pejabat Upacara dan Petugas Upacara
3. Untuk melakukan upacara harus
ditentukan pejabat-pejabat upacara dan para petugas yang membantu kelancaran
upacara. Karena pengertian inilah UPACARA adalah UPA = Rangkaian dan CARA=
Tindakan/gerakan, maka upacara berarti Tindakan dan gerakan yang dirangkai
serta ditata dengan tertib dan disiplin.
Para pejabat dan petugas harus mengetahui
dengan pasti apa peran dan tugasnya dalam upacara. Tanggung jawab masing-masing
pejabat/petugas dari kerjasama yang terpadu diantara mereka akan menhasilkan
upacara yang lancer, tertib, khidmat, dan mengena sasaran.
PEMBINA UPACARA
(dalam TUM :
Inspektur Upacara)
Pembina Upacara
adalah pejabat dalam upacara yang kepadanya disampaikan penghormatan yang
tertinggi oleh peserta yang hadir mengikuti atau melakukan upacara.
Tugas Pokok :
Mensahkan upacara
serta melakukan ketentuan dalam rencana pelaksanaan dengan mengingat keadaan,
peserta dan tempat upacara.
- Menerima laporan Pengatur Upacara sebelum upacara dimulai.
- Menerima penghormatan dari peserta upacara
- Menerima laporan Pemimpin Upacara
- Memberi aba-aba penghormatan kepada Sang Merah Putih (bila dikehendaki)
- Memimpin Mengheningkan Cipta
- Membacakan teks Pancasila yang diulang oleh seluruh peserta upacara
- Menyampaikan Amanat
- Dapat melimpahkan sebagai tugasnya kepada Pemimpin Upacara
- Penanggungjawab terakhir pelaksanaan upacara
PEMIMPIN
UPACARA (dalam TUM : Komandan Upacara)
Pemimpin upacara
adalah pejabat bertugas memimpim peserta upacara dengan jalan memberikan
aba-aba. Tugas Pokok :
menyiapkan dan mengatur peserta upacara
- menerima penghormatan dari Pemimpin Kelompok peserta upacara
- menerima laporan dari Pemimpin kelompok peserta upacara
- memimpin dan memberikan aba-aba penghormatan dari peserta kepada Pembina upacara
4.
menyampaikan
laporan keadaan/kekuatan peserta upacara
- menerima pelimpahan wewenang yang diberikan dari Pembina upacara
- bertanggung jawab kepada Pembina upacara dan kepada atasan yang memberikan perintah dalam hal kesiapan dan tertibnya upacara
- membubarkan peserta upacara bila acara selesai
PENGATUR
UPACARA (dalam TUM :
Perwira Upacara)
Pengatur upacara
adalah pejabat yang bertugas menyiapkan rencana acara upacara (secara tertulis)
serta segala sesuatunya yang bertalian dengan pelaksanaan upacara baik
perlengkapan maupun petugas-petugasnya.
Tugas Pokok :
1. mengajukan rencana urutan acara upacara
kepada Pembina upacara untuk memperoleh pengesahannya dan persetujuannya
2. menentukan/menunjuk petugas-petugas
pelaksanaan upacara
3. menyiapkan/memeriksa tempat dan
perlengkapan upacara
4. memeriksa, mengatur serta mengendalikan
jalannya upacara
5. melapor atau memberikan informasi kepada
Pembina upacara tentang segala sesuatunya sesaat sebelum upacara dimulai
6. bertanggung jawab terhadap jalannya
upacara kepada Pembina upacara
PEMANDU ACARA (dalam TUM : Protokol)
Pemandu acara
adalah pejabat yang membacakan urutan acara upacara
Tugas Pokok :
1. membantu pengatur upacara dalam hal
membacakan acara demi acara sesuai urutan dan saat-saat yang telah ditentukan
2. Dapat menyesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan para petugas pelaksanan
3. mengetahui dengan tepat siapa-siapa
petugas pelaksana
4.
bertanggung jawab kepada pengatur upacara
Tugas Petugas Upacara ( Bag.II )
|
|||||||||||||||||||||||||
|
Pembacaan
Pancasila Dalam Upacara
Dalam penyelenggaraan Upacara Bendera, pada
acara Pembacaan Pancasila, telah diatur cara pengucapan Pancasila oleh Pembina
Upacara dan Peniruan oleh peserta Upacara dilakukan sebagai berikut :
Pengucapan oleh
Pembina Upacara
|
Peniruan oleh
Peserta Upacara
|
§ Pancasila
§ Satu
§ Ketuhanan Yang Maha Esa
§ Dua
§ Kemanusiaan yang adil dan beradab
§ Tiga
§ Persatuan Indonesia
§ Empat
§
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan
§ Dalam permusyawaratan/ perwakilan
§ Lima
§ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
|
§ Pancasila
§ Satu
§ Ketuhanan Yang Maha Esa
§ Dua
§ Kemanusiaan yang adil dan beradab
§ Tiga
§ Persatuan Indonesia
§ Empat
§
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan
§ Dalam permusyawaratan/ perwakilan
§ Lima
§ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
|
Lagu
Kebangsaan Dalam Upacara
|
Penggunaan
Lagu Kebangsaan Dalam Upacara.
Tata lagu Kebangsaan Indonesia Raya dalam Upacara Kenegaraan atau upacara
resmi seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Apabila
diperdengarkan dengan musik, maka lagu Kebangsaan Indonesia Raya dibunyikan
lengkap satu kali.
2. Apabila dinyanyikan,
maka dinyanyikan lengkap satu kali yaitu bait pertama dengan 2 kali ulangan.
3. Pada saat lagu
Kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan, seluruh peserta upacara mengambil
sikap sempurna dan memberikan penghormatan menurut keadaan setempat.
4. Pada waktu
mengiringi pengibaran / penurunan bendera tidak dibenarkan menggunakan musik
dari tape recorder atau piringan.
5. Jika tidak ada korp
musik/ genderang dan atau sangkakala, maka pengibaran bendera diiringi dengan
nyanyian bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Kutipan : PP No. 20 Tahun 1990.pasal
21.
|
Huruf Alphabetic
|
||||
Huruf Alphabetic.
Pada saat mengikuti kegiatan JOTA ( Jambore
On The Air) sering kita mengalami kesulitan dalam berkomunikasi ketika
mendengarkan pengiriman data berupa voice / suara yang kurang begitu jelas.
Hal ini biasanya dipengaruhi antara lain karena jarak yang dekat-jauh, letak
geografis seperti pegunungan dan dataran rendah sehingga arus gelombang /
frekwensi radio yang dikeluarkan oleh lewat pemancar tidak dapat diterima
dengan sempurna. Untuk mempermudah komunikasi maka perlu digunakan
kepanjangan berupa kata dari setiap huruf, yang kita kenal dengan Alphabetik,
seperti pada contoh di bawah ini :
A : Alpha
N : November
B : Bravo
O : Oscar
C : Charlie
P : Papa
D : Delta
Q : Quebec
E : Echo
R : Romeo
F : Foxtrot
S : Siera
G : Golf
T : Tango
H : Hotel
U : Uniform
I : Indian
V : Violet
J : Juliet
W : Wisky
K : Kilo
X : Xray
L : Lima
Y : Yankee
M : Mike
Z : Zulu
|
Warna
dan Arti Warna
|
Dalam Lingkungan
Gerakan Pramuka kita mengenal beberapa warna termasuk arti warnanya. Warna
yang memiliki arti kiasan sangat membantu dalam menciptakan sebuah gambar
agar lebih bermakna dan memberikan motivasi bagi penggunanya.
Berikut ini beberapa
jenis warna dan arti warna di dalamnya :
Sumber :
Lampiran I Kepres RI No. 448 tahun 1961
|
Bikin Proposal
|
CONTOH BIKIN PROPOSAL PRAKTIS
Jika kamu mau adakan kegiatan kepramukaan terutama Ambalan/
Racana tentunya harus bisa bikin pengajuan usulan kegiatan kepada pembinanya.
Berikut ini contoh draf sederhana bagaimana cara buat proposal tentang
kegiatan persami, di suatu gugus depan yang berpangkalan di sekolah. Nah, sekarang selamat belajar dan bikin proposal sebanyak banyaknya.
PROPOSAL
PERKEMAHAN SABTU MINGGU ( PERSAMI )
Penerimaan anggota Penegak Ambalan
Diponegoro
Gugus Depan Kota Samarinda 11.077 –
11.078
-----------------------------------------------------------------------------------
I. Pendahuluan. ( Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan)
Gerakan Pramuka adalah pendidikan
kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangasa agar menjadi
generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu membina dan
membangun sebagai penerus generasi selanjutnya.
Dalam mencapai tujuannya, antara lain dalam
upaya menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan
mental, moral, fisik, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman melalui
berbagai kegiatan.
Untuk hal tersebut perlu memberikan
pembekalan pengetahuan dan ketrampilan bagi para anggota Pramuka ambalan
Diponegoro dalam upaya pembentukan watak dan mental menjadi manusia yang
berkepribadian dan berjiwa Pancasila.
Kegiatan tersebut
selain merupakan upaya pembinaan anggota Amabalan, juga merupakan program
kerja tahunan yang telah ditetapkan melalui musyawarah ambalan.
II. Dasar Kegiatan. ( Landasan / dasar
penyelenggaraan)
1. Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2. Program Kerja Ambalan
Diponegoro tahun 2004/2005.
3. Rapat Dewan Ambalan pada
tanggal 4 September 2004.
III. Tujuan. ( Tujuan kegiatan yang
hendak dicapai )
1. Pembekalan materi pengetahuan dan ketrampilan
kepramukaan bagi anggota Pramuka Gugus Depan 11.077 – 11.078.
2. Menanamkan disiplin dan mental yang lebih baik.
3. Penerimaan dan pelantikan anggota Ambalan
Pramuka Penegak Gugus Depan 11.077 – 11.078.
IV. Motto. ( Semboyan selama pelaksanaan kegiatan )
Disiplin – Setia – Persaudaraan
V. Nama Kegiatan.( Beri nama kegiatan sesuai kegiatan
yang dimaksud )
Perkemahan Sabtu Minggu
(Persami)
Jenis Kegiatan :
1. Penjelajahan/ Haiking,
2. Pembekalan dan Pemantapan Materi Kepramukaan.
3. Penerimaan dan Pelantikan anggota.
4. Out Door Games.
5. Api Unggun.
6. Diskusi.
7. Upacara.
VI. Waktu dan Tempat. ( Menjelaskan waktu,tempat/ lokasi kegiatan, )
Hari/
Tanggal
: Sabtu-Minggu, 2-3 Oktober 2004.
(Sabtu mulai 07.30
s/d Minggu 12.00)
Tempat
: Bumi Perkemahan ............................
VII. Sistim Penyelenggaraan. ( Sistem/ Tehnis pelaksanaan, jadwal )
Kegiatan diselenggarakan dengan cara
berkemah/ mendirikan tenda, dengan dibentuk tiap kelompok/ Sangga.
Jadwal Kegiatan Terlampir.
VIII. Peserta.( Siapa yang ikut, syarat, persyaratan lainnya )
1. Peserta adalah siswa-siswi kelas 1, atau anggota
Pramuka yang telah memenuhi usia Penegak.
2. Sehat Jasmani dan Rohani serta mendapatkan ijin dari
Orang tua.
3. Membawa perlengkapan berkemah dan keperluan Pribadi.
4. Memenuhi Persyaratan yang telah ditetapkan Panitia.
Daftar Peserta dan
Persyaratan Terlampir.
IX. Kepanitiaan. ( Siapa yang jadi panitia, pelindung,
penasehat dll )
Penyelenggaraan kegiatan telah dibentuk
kepanitiaan yang terdiri dari Anggota Pramuka Ambalan Diponegoro. Kepanitian
tersebut dibentuk pada tanggal 4 September 2004.
Daftar susunan kepanitiaan terlampir.
X. Anggaran.( Sunber, besar iuran dan rencana
pembiayaan )
Anggaran kegiatan
bersumber dari ;
1. Iuran anggota/ Peserta.
2. Kas Ambalan.
3. Bantuan/ Subsidi
pihak Sekolah.
Perincian anggaran dan
kebutuhan terlampir.
XI. Penutup.
Demikian proposal ini
diajukan untuk menjadikan periksa. Selanjutnya atas kebijakan dan dukungan
dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Atas perhatuiannya
diucapkan terima kasih.
Samarinda, 11 September 2004.
Ambalan Diponegoro
Gugus Depan 11.077 – 11.078
Pradana
Putra,
Pradana Putri,
_______________
_______________
Pembina Gudep 11.077.
Pembina Gudep 11.078,
...............................
...............................
Mengetahui,
Kepala Sekolah
....................
Selaku Ka Mabigus
Gerakan Pramuka
…………………………………
Lampiran :
1. Jadwal Kegiatan.
2. Anggaran Penyelenggaraan.
3. Persyaratan dan Daftar
Peserta.
4. Blangko surat ijin Orang
Tua.
5.
Susunan Panitia
By : Rekanmu, GS
|
|||
Mengapa dipanggil Kakak dan Adik
|
Dalam Proses Pendidikan Kepramukaan
hubungan Pembina dengan peserta didik adalah :
a. Hubungan antara Pembina dengan peserta didik adalah seperti hubungan
antara :
1) Ibu dengan anaknya
2) Bapak dengan anaknya
3) Guru dengan muridnya
4) Kakak dengan adiknya
5) Sesama sahabat
b. Hubungan antara Pembina dengan peserta didik diwujudkan dalam
panggilan sebagai berikut :
1) Ibunda atau Ayahanda, disingkat Bunda atau Yanda untuk Pembina Siaga
2) Bucik atau Pakcik untuk Pembantu Pembina Siaga
3) Kakak disingkat Kak untuk Pembina Penggalang dan para pembantunya
4) Kakak disingkat Kak untuk Pembina Penegak dan para pembantunya
5) Kakak disingkat Kak untuk Pembina Pandega
Ternyata mana panggilan tersebut dianggap
sebagai metoda yang paling ampuh dalam menjaga hubungan antar sesama, penuh dengan
pertalian, kerukunan dan persaudaraan. Tidak membedakan Harta, Strata maupun
Kasta apalagi yang berbau Sara. Sistem panggilan Kakak- Adik ini
telah diatur dengan Dasar : SK Kwarnas Nomor : 137 Tahun 1987 tentang
Penyempurnaan PP Gudep Gerakan Pramuka.
|
|||
Tanda
Sangga Penegak
|
Tanda Sangga Pramuka Penegak
Tanda sangga berbentuk bujur sangkar,
dengan panjang tiap sisinya 4 cm. bergambar sesuai dengan pilihan anggota
sangga yang bersangkutan. Tanda sangga dapat mengambil :
1) nama tahap
perjuangan bangsa Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak
dan Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir.
2) angka romawi sebagai
nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar berwarna kuning.
3) gambar siluet bunga
berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri).
4) gambar lain yang
diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
|
Ikrar Bagi Pembina/ Anggota Dewasa
|
Pada Acara Pelatikan atau pengukuhan bagi
anggota Dewasa/ Pembina maka dilakukan pengucapan menandatangani dengan yang
disebut ikrar. Isi Ikrar adalah sebagai berikut :
IKRAR
Dengan nama Tuhan
Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, dan dengan penuh kesadaran serta
rasa tanggung jawab atas kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina
Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/Pembina Profesional/ Pamong Saka/Instruktur
Saka/Pimpinan Saka/Andalan/ Anggota Majelis Pembimbing …………..*) Gerakan
Pramuka seperti tersebut dalam keputusan kwartir …………*)/Majelis Pembimbing
Nasional Gerakan Pramuka nomor ….…tahun ……… menyatakan bahwa kami :
- menyetujui isi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan
- akan bersungguh-sungguh melaksanakan
tugas kewajiban kami sebagai Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/ Pembina
Profesional/Pamong Saka/Instruktur Saka/Pimpin-an Saka/Andalan/Anggota
Majelis Pembimbing ………..*) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk
mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa depan yang lebih baik.
……...……………,
… ….…….. …..
Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/ Pembina Profesional/Pamong Saka/ Instruktur Saka / Pimpinan Saka / Andalan / Anggota Majelis Pembimbing ………………..*)
( ………………………………… )
|
Pita
Nomor Gudep
|
a. Pita nomor berbentuk segi empat, dengan tinggi 1,5 cm, dan panjang 3
cm.
b. Dalam segi empat
tersebut terdapat angka yang diatur sebagai berikut :
1) Dua angka terdepan
merupakan angka kode ranting, yaitu angka 01, 02, 03, 04, dan seterusnya.
2) Dua angka atau lebih
dibelakangnya, yaitu :
a) angka 01, 02, 03, 04
dan seterusnya, menunjukkan nomor urut gugusdepan di wilayah ranting yang
bersangkutan, untuk para anggota gugusdepan dan majelis pembimbing gugusdepan
yang bersangkutan.
b) tinggi angka
maksimum 1 cm.
3) Nomor kode ranting
dan gugus depan diatur oleh kwartir cabang yang bersangkutan.
4) Nomor ganjil untuk
gugusdepan putera dan nomor genap untuk gugusdepan puteri.
c. Pita nomor berwarna
dasar putih dengan angka merah.
d. Andalan, staf
kwartir, pamong satuan karya dan majelis pembimbing di tingkat cabang, daerah
dan nasional tidak menggunakan pita nomor.
e. Pita nomor dipasang
di bawah pita wilayah.
|
|
||||||
Tanda Pelantikan berlaku seumur Hidup
|
||||||
Tanda Pelantikan Putra
Tanda Pelantikan Putri
Tanda Pelantikan disematkan pada
saat pertama kali seseorang menjadi anggota Pramuka. Selama itu pula berrlaku
seumur hidup.
Jadi setiap ada Acara Pelantikan, tidak perlu
harus menyematkan lagi tanda ini, dan cukup dengan mengucapkan Ulang Janji
Tri Satya/ Dwi Satya
|
Cara Mengambil dan Kembalikan Bendera
|
Tahukah anda ada tata cara tertentu di saat seorang anggota Pramuka akan
mengambil Bendera Merah Putih maupun mengembalikannya ke dalam standar /
tempat Bendera.
Yakni dengan cara memberikan sikap
penghormatan sebelum mengambil dan juga di saat setelah mengembalikannya ke
tempat semula. Untuk membawanyapun
dengan cara langkah Tegap.
|
|||
Tongkat Pramuka
|
Tongkat Pramuka adalah ”senjata” nya Pramuka, sering melekat disetiap
kegiatan terutama anggota Pramuka Penggalang. Tongkat Pramuka dapat terbuat
dari bambu atau kayu dengan ukuran panjang 160 cm dan diameter 5 Cm.
Untuk meningkatkan semangat regunya, tiap
regu boleh mewarnai tongkatnya sesuai dengan daya kretifitasnya masing
masing.
|
|||
Misi
Kepramukaan
|
Pada World Scout Conference yang bersidang di Durban, Afrika
Selatan, pada bulan Juli 1999, telah diterima secara bulat oleh seluruh
organisasi kepramukaan sedunia, rumusan Pernyataan Misi Kepramukaan. Pernyataan ini, didasarkan pada Konstitusi (Anggaran Dasar) WOSM,
dimaksudkan untuk menegaskan kembali peran kepramukaan sekarang ini.
Pernyataan Misi Kepramukaan adalah
sebagai berikut:
Misi
Kepramukaan adalah turut menyumbang pada pendidikan kaum muda, melalui suatu sistem
nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka, guna membantu membangun
dunia yang lebih baik, di mana orang-orangnya adalah pribadi yang dirinya
telah berkembang sepenuhnya dan memainkan peran konstruktif di dalam
masyarakat.
Hal ini dicapai dengan:
melibatkan kaum muda dalam proses pendidikan nonformal selama tahun-tahun
pembentukan kepribadiannya, menggunakan metode khusus yang membuat
masing-masing pribadi menjadi penggerak utama dalam pengembangan dirinya
sendiri, untuk menjadi orang yang mandiri, siap membantu sesamanya,
bertanggungjawab dan merasa terpanggil,
membantu mereka dalam membentuk suatu sistem nilai yang didasarkan pada
asas-asas spiritual, sosial dan personal, sebagaimana dinyatakan dalam Satya
dan Darma Pramuka.
|
|||
Apa Itu Gudep
|
a.
Gugusdepan, disingkat Gudep adalah suatu kesatuan organic dalam Gerakan
Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan Pramuka sebagai
peserta didik dan pembina Pramuka, serta berfungsi sebagai pangkalan
keanggotaan peserta didik.
b. Anggota putera dan
anggota puteri dihimpun dalam Gudep yang terpisah, masing-masing merupakan
Gudep yang berdiri sendiri.
c. Gudep Luar Biasa
adalah Gudep yang anggotanya penyandang cacat jasmani atau mental, dan dapat
menyelenggarakan kegiatan dalam Gudep sendiri.
d.Gudep lengkap lengkap
terdiri atas satu perindukan Siaga, satu pasukan Penggalang, satu ambalan
Penegak, dan satu racana Pandega
|
|||
Gugus Depan Luar Biasa
|
Anggota Gerakan Pramuka yang menyandang cacat
dihimpun dalam Gudep tersendiri (Gudep Khusus/ Gudep Luar biasa) dengan
penggolongan sebagai berikut:
1. Golongan A:
Tuna Netra (kurang sempurna penglihatan)
2. Golongan B:
Tuna Rungu/Wicara (kurang sempurna
pendengaran/ berbicara)
3. Golongan C:
Tuna Grahita (kurang sempurna fungsi
intelektual)
4. Golongan D:
Tuna Daksa (kurang sempurna tubuh)
5. Golongan E:
Tuna Laras (kurang dapat menyesuaikan
diri).
|
0 komentar:
Posting Komentar